Menurutnya, selain intensitas hujan yang cukup tinggi, banjir juga merupakan kiriman dari hulu DAS Barito. Dia menghimbau agar masyarakat lebih berhati-hati. Diharapkan air yang menggenangi rumah warga cepat surut, sehingga dapat beraktivitas normal kembali.
“Karena kondisi air di hulu, kita ini kan kiriman dari Muara Laung, Puruk Cahu. Dengan kondisi air seperti ini masyarakat kita imbau untuk hati-hati, seperti anak-anak bermain di sungai. Mudah-mudahan air cepat surut. Untuk Barut hal-hal seperti ini sudah biasa, kayaknya masyarakat sudah akrab menghadapinya,” ungkapnya.
Pantauan wartawan di Kota Muara Teweh, air juga merendam beberapa titik ruas jalan dan puluhan toko hingga mencapai 50 centimeter. Sebagian pedagang terpaksa menutup tokonya karena lokasi mereka berjualan terendam.
“Banjirnya dari kemarin, meluapnya dari atas Joloi, Puruk Cahu. Kalau banjir ini barang-barangnya diangkat di atas panggung. Untuk sementara dagangan ditutup, kalau air sudah surut baru buka lagi. Saya berharap air cepat turun dan bisa berjualan lagi,” ucap salah satu pedagang di pasar.
Uniknya, banjir kali ini juga menjadi ajang wisata alternatif masyarakat setempat. Seperti di Jalan Panglima Batur, kawasan Jembatan Panghulu Iban, Water Front City, lokasi banjir justru dijadikan wisata baru.
Editor : Muhamad Iskandar
Artikel Terkait