Kalapas Kelas IIB Muara Teweh Pastikan Sri Mutmut Ada di Lapas

MUARA TEWEH, Baritoinfo.id-Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Muara Teweh, Huzaifah Makmur Hidayah memastikan terpidana atas nama Sri Mulyati atau Sri Mutmut saat ini ada di Lapas. Hal ini disampaikannya saat dijumpai di ruangannya, Jumat 28 Januari 2022.

"Saat ini narapidana atas nama Sri Mutmut sudah di Lapas Kelas IIB Muara Teweh dan menjadi warga binaan kami," ujar Kalapas.

Sejak awal masuk di Lapas Muara Teweh, narapidana perempuan itu sudah diminta untuk menanggalkan segala macam perhiasan dan mengikuti segala tata tertib yang berlaku di dalam Lapas.

"Sejak masuk ya tentunya kita memberlakukan setiap warga binaan sesuai dengan SOP kita. Itu yang kami tekankan dan jalankan," tutur Kalapas.

Sebagaimana diketahui Sri Mulyati atau yang dikenal Sri Mutmut terjerat kasus pencemaran nama terhadap mantan pacarnya Misraini pada Mei 2021 lalu. Ia dilaporkan karena menyebut mantannya sebagai 'raja sabu' melalui akun medsosnya.

Menjalani proses hukum sejak pertengahan tahun 2021 hingga Januari 2022, selebgram di Kota Muara Teweh itu akhirnya divonis penjara selama 1 bulan 15 hari pada 20 Januari 2022. Ia dijerat dengan pasal 45 ayat (3) Jo pasal 27 ayat (3) UU No. 19 Tahun 2019 tentang Perubahan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik.

Sementara itu, secara terpisah korban atas nama Misraini atau Irai mengucapkan banyak terima kasih atas proses hukum yang sudah berjalan.

"Sebagai korban, saya tentunya berterima kasih kepada para penegak hukum yang sudah memproses kasus ini hingga selesai," terangnya saat dikonfirmasi, Sabtu 28 Januari 2022.

Irai menambahkan sebagai korban dari kasus ini dirinya juga belajar untuk selalu bijak bermedia sosial dan senantiasa memiliki rasa saling menghargai serta menghormati.

"Meskipun dalam kasus ini saya sebagai korban ya tentunya saya juga mengambil hikmah agar kedepannya saya juga belajar untuk hati-hati dalam bermedia sosial serta menjunjung tinggi rasa saling menghormati dengan siapa pun," demikian Irai.

Editor : Arnoldus Maku